Hikmah Sakit

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNK_O9cHonPEncB-XzKdFLlCjnHTYfVHfIWTDpPi1OhjDXHioS3kyI_rb6GzfN1shpCW34liffMm0RLx1zNSoCi9G7kvgR1tmdlYBZnI0at_ctonLJzijyFDwHV8Nhm5PQ0hLiFdJiH_c/s72-c/hikmah+sakit.jpeg click to zoom
Ditambahkan 19:34
Kategori hikmah Produk
Harga Rp. 790.000 @ Tulisan ini terinspirasi dari kakak saya yang sekarang (27 Mei 2012) masih dirawat di RS. Mitra Bangsa. Semoga ia cepat diber...
Share
Hubungi Kami

Review Hikmah Sakit

hikmah sakitRp. 790.000 @
Tulisan ini terinspirasi dari kakak saya yang sekarang (27 Mei 2012) masih dirawat di RS. Mitra Bangsa. Semoga ia cepat diberikan kesembuhan, serta senantiasa diberikan kesabaran.. `ala haadzihin_niyyah wa`ala kulli niyyatin sholihah... Al-Faatihah,,,,,,,,,,

Oke langsung saja,,,,,,,,,,

Sakit..... sakit adalah suatu cobaan yang pasti diberikan oleh Allah kepada seluruh makhluknya (tentunya kecuali malaikat). Namun dalam tulisan ini pembahasan dikhususkan kepada sakit yang diderita oleh manusia dan juga khusus sakit dzohir.
Sakit yang diberikan oleh Allah itu bisa diartikan sebagai cobaan ataupun adzab. Sakit diartikan sebagai cobaan, ketika orang yang menerimanya adalah orang yang taat beragama dan selalu melaksanakan apa-apa yang diperintahnya, serta senantiasa berusaha meninggalkan segala yang dilarangnya. 

Untuk itu ketika seseorang menerima cobaan sakit dan ia mampu sabar dan bertawakkal, maka insyaAllah hal tersebut merupakan sarana penggugur dosa-dosanya. Tentunya dosa yang bisa gugur adalah dosa-dosa yang langsung berhubungan kepada Allah. Karena memang manusia diciptakan itu mempunyai dua hubungan, yaitu Hablum minallah dan Hablum minannas. Dan khusus dosa yang berhubungan dengan manusia (Hablum minannas) maka hal tersebut bisa gugur ketika orang yang telah disakiti mau memaafkannya (dan disertai syarat lain)

Selanjutnya, sakit disebut adzab, ketika sipenerimanya itu selalu ingkar/ma’shiyat kepada Allah SWT dan Rosulnya. Maka jika hal ini terjadi, tentunya adzab yang diberikan merupakan salah satu tarbiyyah agar ia mau besyukur dan senantiasa berusaha untuk bertaqwa kepadaNYA.

Sabar dalam tulisan di atas tidak diartikan sebgai sikap menerima apa adanya tanpa melakukan tindakan apapun, namun sabar tersebut diartikan sebagai sikap rela/ridho atas segala sesuatu yang Allah berikan kepadanya, serta berusaha untuk bangkit dari keterpurukannya. Karena disini manusia berhak untuk merubah nasib/keadaannya sendiri, yang tentunya hasilnya adalah semata-mata karena ketentuan Allah. Hal itu sejalan dengan firmannya yaitu yang berbunyi  “Innallaha laa yughoyyiru maa biqoumin, hattaa yughoyyiru maa bianfusihim”. Sesuai dengan ayat tersebut, apabila seseorang menerima  adzab/cobaan sakit, maka ia diwajibkan untuk berusaha berobat.

Namun, kebanyakan orang mempunyai persepsi bawasanya “sakit itu hanya bisa sembuh karena adanya obat”. Kalau hal ini terjadi maka yang demikian itu sudah termasuk syirik.

“Loooh... kok bisa dikatakan syirik si??Emang iyo po???? Gek gek ngapusi....hehehe”.

Hal tersebut disebut dengan syirik dikarenakan dalam persoalan itu ia meyakini 100% kepada obat-obatan, bukan yakin kepada Allah.

...Lhah terus gimana donk yang harus kita lakukan????”.

Yang kita lakukan tetap berusaha dengan mengkonsumsi obat/berobat ke RS. Namun yang demikian itu kita yakini sebagai sababiah/lantaran Allah dalam menyembuhkannya.



Wallahu A’lam...


Komentar